-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Wartawan Nyaris Dikeroyok Saat Mediasi Dugaan Pelecehan Seksual di Bogor

Sabtu | 2/15/2025 09:34:00 PM WIB | 0 Views Last Updated 2025-02-16T05:34:49Z

BOGOR – Sejumlah wartawan yang mendampingi wartawati dari media Jabar Kabar Daerah.com, berinisial DI, dalam mediasi terkait dugaan pelecehan seksual oleh seorang oknum kepala desa di Kecamatan Sukamakmur, Kabupaten Bogor, nyaris menjadi korban pengeroyokan oleh massa.

Mediasi yang berlangsung di rumah salah satu anggota DPRD Kabupaten Bogor itu dihadiri oleh Ansori Setiawan (Anggota DPRD Kabupaten Bogor), Dedi M (Kapolsek Sukamakmur), Bakri Hasan (Camat Sukamakmur), Budianto (Ketua APDESI Kecamatan Sukamakmur), beberapa kepala desa, serta Babinkamtibmas. Namun, suasana berubah tegang ketika puluhan orang, yang diduga merupakan oknum kepala dusun (Kadus), ketua RT/RW, serta pendukung oknum kepala desa, mendatangi lokasi.

Menurut Hotma, salah satu wartawan yang berada di lokasi, awalnya mediasi berjalan lancar. Oknum kepala desa hadir dengan pengawalan setelah dijemput oleh orang suruhan camat. Namun, situasi mulai memanas ketika anak dari oknum kepala desa merasa tidak terima dengan jalannya mediasi.

"Anaknya tiba-tiba marah dan melontarkan ancaman serta makian kepada wartawan yang sedang menyaksikan mediasi. Dia mengatakan, 'Hei, kau diam! Tidak boleh merekam, matikan kameranya, hapus videonya! Jangan macam-macam, saya orang sini, wartawan mana itu?!'" ujar Hotma menirukan perkataan anak oknum kepala desa.

Tidak lama setelah insiden tersebut, oknum kepala desa keluar dari ruangan dan tiba-tiba jatuh pingsan. Kejadian ini semakin memicu emosi massa yang berada di luar rumah anggota DPRD.

"Ketika kepala desa jatuh pingsan, massa semakin tidak terkendali. Mereka meneriakkan ancaman kepada kami wartawan dan mulai merangsek mendekat sambil berkata, 'Jangan macam-macam dengan kami! Wartawan apaan kalian?!'" jelasnya.

Melihat situasi yang semakin membahayakan, Kapolsek Sukamakmur dan anggota DPRD segera mengamankan para wartawan dengan meminta mereka masuk ke dalam rumah.

"Kapolsek dan anggota DPRD meminta kami masuk untuk menghindari amukan massa. Mereka juga berusaha meredam situasi dan menyampaikan permintaan maaf secara pribadi atas insiden tersebut," kata Hotma.

Akibat kejadian ini, beberapa wartawan mengalami trauma dan berencana melaporkan peristiwa intimidasi serta ancaman tersebut ke Polres Bogor.

"Kami tidak terima diperlakukan seperti ini. Kami bekerja di bawah perlindungan Undang-Undang Pers. Ancaman dan intimidasi yang kami alami harus diproses secara hukum," ujar salah satu wartawan.

Sementara itu, Jerry Selamet, wartawan dari Jabar Update, mengaku langsung melarikan diri dari lokasi ketika melihat situasi semakin kacau.

"Saya lihat situasi sudah tidak kondusif, daripada diamuk massa, lebih baik saya lari," katanya.

Bahkan, saking takutnya, Jerry sampai membeli baju baru untuk mengganti pakaiannya yang bertuliskan "Pers" agar tidak dikenali sebagai wartawan.

"Iya, saya sampai beli baju baru dan ganti kostum supaya tidak terlihat sebagai wartawan," ujarnya.

Para wartawan berharap pihak kepolisian segera menindaklanjuti insiden ini agar kejadian serupa tidak terulang di kemudian hari.

Red. 

×
Berita Terbaru Update