Sukabumi, 29 Januari 2025 – Menteri Kebudayaan, Dr. H. Fadli Zon, S.S., M.Sc, secara resmi membuka Seminar Kebudayaan dan Festival Maen Bola Leungeun Seuneu (BOLES) tingkat nasional yang diselenggarakan di Pondok Pesantren Modern Al Fath, Sukabumi.
Dalam sambutannya, beliau mengungkapkan kekagumannya terhadap Pondok Pesantren Modern Al Fath yang memiliki Museum Prabu Siliwangi sebagai bagian dari cagar budaya yang otentik dan mencerminkan jati diri kebudayaan Jawa Barat. Menteri menegaskan bahwa museum ini harus terus dijaga, dirawat, dan dikembangkan sebagai warisan budaya bangsa.
Selain itu, berbagai atraksi seni budaya seperti Pencak Silat, kesenian tradisional, serta olahraga Bola Api menjadi daya tarik tersendiri. Ia berharap olahraga berbasis budaya seperti BOLES dapat terus dikembangkan agar dikenal lebih luas oleh masyarakat, terutama generasi muda. Oleh karena itu, sinergi antara Pemerintah Daerah, instansi terkait, dan Pemerintah Pusat menjadi sangat penting dalam mendukung pengelolaan museum dan pelestarian budaya secara lebih sistematis dan akurat.
Sementara itu, Pjs Wali Kota Sukabumi, Kusmana Hartadji, yang mewakili Gubernur Jawa Barat, menyampaikan bahwa gubernur tidak dapat hadir karena sedang meninjau Bandara Kertajati agar dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk penerbangan penumpang dan kargo, baik domestik maupun internasional.
Kusmana juga menyoroti peran Pondok Pesantren Modern Al Fath di bawah kepemimpinan Kyai Haji Fajar Laksana sebagai simbol kearifan lokal yang mampu menyinergikan budaya dan agama. Ia menegaskan bahwa Pemkot Sukabumi selalu mendukung setiap kegiatan di ponpes tersebut dan berharap agar Ponpes Al Fath dapat menjadi role model bagi pondok pesantren lainnya di Sukabumi.
Menutup acara, Kyai Haji Fajar Laksana menyampaikan rasa syukurnya atas kepemimpinan Presiden Prabowo, yang untuk pertama kalinya membentuk Kementerian Kebudayaan sebagai bagian dari upaya perlindungan dan pelestarian budaya Indonesia. Ia berharap dengan adanya kementerian ini, seluruh museum dan warisan budaya dapat lebih terangkat dan terlindungi oleh undang-undang, sehingga tidak ada lagi klaim dari negara lain terhadap kekayaan budaya Indonesia.
Acara ini diharapkan menjadi momentum penting dalam menjaga dan mengembangkan kebudayaan Indonesia agar semakin dikenal dan dihargai, baik di tingkat nasional maupun internasional.
Reporter.Deri