Sukabumi, — Suasana haru dan bahagia menyelimuti Madrasah Diniyah Takmiliyah (MDT) Nur Hidayah yang berlokasi di Kampung Kadupugur, Desa Tamansari, Kecamatan Cikidang, Kabupaten Sukabumi, Minggu (5/10/2025).
Madrasah yang dipimpin oleh Bapak Mista tersebut menggelar acara tasyakuran dan potong tumpeng sebagai ungkapan syukur atas diterimanya Surat Keputusan (SK) izin operasional mandiri dari Kementerian Agama Kabupaten Sukabumi.
Sebelumnya, MDT Nur Hidayah berstatus sebagai madrasah yang masih menginduk, namun kini telah resmi berdiri mandiri dengan izin operasional bernomor 442, sebagaimana tercantum dalam piagam yang ditandatangani oleh Kepala Kemenag Kabupaten Sukabumi, Ladiani Kamlani.
Acara tasyakuran tersebut dihadiri oleh dewan guru, tokoh masyarakat, pengurus RT/RW, orang tua wali murid, serta tokoh agama setempat. Suasana penuh kekeluargaan tampak ketika Kepala Madrasah bersama para guru memotong tumpeng sebagai simbol rasa syukur.
> “Alhamdulillah, saya sangat bersyukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala atas terbitnya SK mandiri ini. Terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung, terutama kepada Bapak Yana, Bapak Boy, dan rekan-rekan media yang ikut membantu proses hingga terbitnya SK dari Kemenag,” ujar Mista, Kepala MDT Nur Hidayah.
Menurutnya, saat ini jumlah santri yang belajar di MDT Nur Hidayah mencapai 45 orang. Ia berharap ke depan, madrasah ini bisa terus berkembang menjadi pusat pendidikan agama yang kuat di wilayahnya.
> “Harapan kami, ke depan fasilitas bisa lebih baik. Karena bangunan masih sederhana, kantor belum ada, dan sebagian infrastruktur perlu dibenahi. Kami berharap ada perhatian dan bantuan dari pemerintah, khususnya dari Kemenag,” tambahnya.
Sementara itu, Sugianto, pengelola sekaligus pendiri madrasah yang juga menjabat sebagai RW setempat, menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang terlibat.
> “Ini perjuangan panjang. Dengan adanya SK ini, kami semakin bersemangat untuk memajukan pendidikan diniyah di Kampung Kadupugur. Semoga dukungan masyarakat dan pemerintah terus mengalir,” ujarnya.
Acara tasyakuran ditutup dengan doa bersama dan pembagian makanan tumpeng sebagai simbol kebersamaan dan rasa syukur atas tercapainya cita-cita besar warga untuk memiliki madrasah mandiri di lingkungan mereka.
Red.
Editor. Boy
