Cileungsi, Kabupaten Bogor — Forum Temu Karya Karang Taruna (Katar) Kecamatan Cileungsi pada 15 November 2025 berakhir dengan ketegangan setelah tujuh pengurus Karang Taruna Desa Cileungsi menyatakan penolakan terhadap hasil pemilihan ketua. Peristiwa tersebut memunculkan pertanyaan publik terkait dugaan ketidaknetralan Camat Cileungsi dalam proses pemilihan.
Pernyataan sikap tujuh pengurus itu menjadi penanda pecahnya dukungan internal Karang Taruna Desa Cileungsi. Mereka menilai proses pemilihan tidak berjalan ideal, terutama terkait hak suara penentu yang diberikan kepada camat melalui stafnya.
Menurut Ketua Karang Taruna Desa Cileungsi, M. Namin, situasi krusial terjadi saat jumlah suara dua calon imbang. Pada titik itu, suara tambahan dari pihak kecamatan menjadi penentu dan akhirnya diberikan kepada salah satu kandidat, yakni Dimas.
“Seharusnya camat bersikap netral dan abstain demi menjaga fairness serta menghindari kesan keberpihakan,” ujar Namin.
Sementara itu, ketika dimintai tanggapan oleh awak media, Camat Cileungsi memilih untuk tidak memberikan pernyataan. Sikap diam tersebut menimbulkan tanda tanya di kalangan masyarakat, terlebih karena peran camat dianggap penting dalam menjaga independensi proses pemilihan organisasi kepemudaan di wilayahnya.
Hingga berita ini diterbitkan, belum ada penjelasan resmi dari pihak Kecamatan Cileungsi mengenai polemik yang berkembang.
Red.
